Pantai Kondang Merak

Wisata Pantai di Malang : Pantai Kondang Merak

Pemandangan saat perjalanan di perbukitan

Bersih yaa. Itu kotoran bukan sampah, tapi rumput laut yang terbawa ombak ke pantai

Anak-anak kecil bisa main pasir

Berenang di pinggir pantai juga aman

Saat surut, kita bisa berjalan hingga jauh ke tengah laut

Bisa snorkeling ^_^

Mau coba mengunjungi salah satu pantai cantik di Malang ini? Boleh banget. Tapi jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihannya yaa :)

Kalau di Kota Malang ada House of Juminten, di Jogja ini ada House of Raminten. Tempat kuliner unik di Jogja ini konon katanya selalu ramai setiap harinya. Pengunjungnya dari masyarakat setempat maupun wisatawan yang sedang wisata ke Jogja.




Dengan mengusung tema "unique, antique, elegant", angkringan semi cafe ini benar-benar berbeda dengan yang lain. Tempatnya tidak terlalu luas, karena memang tempat ini awalnya adalah sebuah rumah. Kita akan mencium aroma dupa dan mendengar alunan gamelan saat pertama kali masuk ke House of Raminten.

Setelah melewati pintu masuk, kita disambut dengan pelayan yang juga unik. Uniknya karena pakaian yang mereka gunakan menunjukkan khas Jawa. Untuk pelayan pria, mereka menggunakan pakaian ala abdi dalem keraton. Sedangkan untuk pelayan wanita menggunakan kemben khas Jawa.

Menu yang tersedia di House of Raminten ini juga tak jauh beda dengan menu di angkringan kaki lima. Seperti nasi kucing, nasi liwet, susu, kopi, teh, es kelamud atau es kelapa muda, wedang ronde, beer Jawa yang disebut ponconity, berbagai macam lauk seperti sate-satean, ayam goreng, ayam bakar, ayam bumbu bali, tempe, dll. Harga yang dipatok juga murah-murah, mulai Rp 2000 - Rp 25.000 saja. Untuk rasa jangan kuatir, enak-enak kok. ;)




Yang hobi foto-foto, ada beberapa spot unik yang bisa digunakan. Seperti Kereta Kencana yang ada di bagian depan. Ada 3 kereta yang mungkin gak akan kita temukan di tempat makan lainnya. Tempat makan ini recomended deh buat yang pingin kuliner unik di Jogja. Bahkan sampai ada yang bilang, belum ke Jogja kalau belum ke House of Raminten. :)

Tempatnya nyaman

Destinasi kedua wisata Jogja setelah Cave Tubing Goa Pindul adalah Pantai Indrayanti yang masih terletak di kawasan Gunungkidul. Perjalanan kurang lebih 2 jam dari Goa Pindul. Karena capek dan ngantuk setelah cave tubing, gak begitu menikmati perjalanan. Aku tinggal tidur aja. Hehe.

Dari pinggir jalan kelihatan indah banget. Warna biru cerah dan pasir yang putih. Beda banget sama Pantai Parangtritis. Kalau di Parangtritis pasir pantainya hitam. Dan sepertinya gak serame di Pantai Indrayanti ini.

Sayangnya panas banget di sana. Matahari terik banget, karena cuaca saat itu sedang cerah. Tapi jangan kuatir, bisa kok kalau mau santai-santai di pinggir pantai memandang laut lepas.
Di pinggiran pantai sudah berjajar-jajar payung besar dan juga tikar. Tapi gak gratis yaa. Ada yang jaga untuk menarik uang sewa. Banyak juga warung-warung menjual makanan dan minuman. Kalau haus, tinggal beli kelapa muda. Langsung disruput dari dalam kelapanya. Segeeer.

Kata-kata apa lagi yaa untuk menggambarkan Pantai Indrayanti? Bingung. Hehe. Biarlah foto yang berbicara yaa. Karena aku sudah kehabisan kata-kata. ;)





Oh iya, kata temen yang udah pernah ke sana, di Pantai Indrayanti ini banyak binatang bulu babi. Jadi harus hati-hati yaa. Beruntungnya kemarin aku gak ketemu satu pun sama si bulu babi itu. ;)

Masuk ke zona pertama Goa Pindul yaitu zona terang, di sini masih agak longgar nih. Maksudnya lebar goa dan tinggi goa masih agak besar. Kedalaman air juga masih sekitar 1-4 meter. Aman.




Di dalam Goa Pindul ini terdapat berbagai macam stalaktit dan stalakmit. Tapi aku gak hafal semuanya. Hehe. Tapi ada beberapa yang populer nih.




Stalaktit tirai ini dulu awalnya runcing-runcing. Dan panjangnya mencapai permukaan air. Tapi karena saat musim hujan dan banjir, lama-lama patah dengan sendirinya. Karena pada bagian yang runcing lebih rapuh.





Nah kalau yang di atas itu namanya Stalaktit Puting. Katanya kalau kita yang cewek-cewek saat melintas di bawahnya terkena tetesan air dari stalaktit tersebut, katanya bisa menambah kecantikan. Sayangnya saat aku melintas gak sampe ke bawah stalaktit itu. Jadi gak bisa buktiin deh bener gaknya. Hehe.




Yang di atas adalah Stalakmit Jantan yang terletak di pinggiran gua. Kalau yang ini boleh dipegang oleh para pria. Konon katanya kalau pegang ini bisa menambah keperkasaan.

Selain stalaktit dan stalakmit di atas, ada juga stalaktit dan stalakmit yang menyatu, sehingga nampak seperti pilar atau tiang yang menyangga gua. Lebarnya kurang lebih lima rentangan tangan orang dewasa. Stalaktit ini disebut Soko Guru. Dan stalaktit tersebut hanya bisa dilewati untuk 1 orang.




Yang di atas itu bentuknya mirip sama tulang kaki manusia yaa.




Kalau gak salah ini namanya batu kristal. Karena warnanya yang putih seperti kristal. Kata bapak pemandunya, batu kristal ini gak pernah habis walaupun selalu diambil oleh pengunjung setiap harinya. Karena yang diambil hanya fotonya saja. :D (Si Bapak suka bercanda)




Di dalam Goa Pindul ini juga merupakan habitat kelelawar yang cukup besar. Di atas itu foto atap goa yang terkena air kencing kelelawar sehingga menimbulkan warna coklat. Seperti lukisan. Tapi lukisan alami yang dibuat sama kelelawar.




Di tengah Goa ada space yang cukup besar dengan lubang di atasnya sehingga sinar matahari bisa masuk. Lubang ini disebut sumur terbalik oleh warga sekitar. Biasanya juga digunakan oleh tim SAR untuk jalan masuk vertikal atau latihan. Di sini pengunjung bisa bermain air. Kedalaman air kurang lebih 4 meter.




Dan inilah yang kita dapati setelah keluar dari dalam goa. Seperti kolam yaa. Susah banget lho untuk menuju pinggiran. Apalagi aku gak bisa berenang. Harus minta tolong ditarik sama yang lain baru bisa sampai di pinggiran. :D

Pengalaman Cave Tubing Goa Pindul yang seru banget!! ;)

Thanks to My Boss and all of staff in TerminalTiket Malang.

Jadi aku dapat kesempatan ikut liburan gratis ke Jogja nih. Secara aku ini anak baru, tapi sudah bisa ikut liburan gratis yang memang dikhususkan untuk karyawan. Rejeki banget. Alhamdulillah. :) Berangkat dari Malang jam setengah 10 malam. Sampai di Jogja kira-kira jam 6 pagi. Tapi kami langsung menuju wilayah Gunungkidul. Kurang lebih 2 jam dari Jogja.

Tempat wisata di Gunungkidul yang terkenal adalah Goa Pindul dan Pantai Indrayanti. Kami menuju ke Goa Pindul terlebih dahulu. Setelah sarapan, gak pake mandi :D, kami langsung memulai Cave Tubing Goa Pindul.

Cave tubing ini hampir sama dengan rafting. Bedanya kalau rafting kan menyusuri sungai menggunakan perahu. Nah kalau cave tubing di Goa Pindul ini kegiatannya menyusuri goa menggunakan ban dalam. Kenapa pakai ban? Karena gak bisa jalan kaki. Di bawah guanya itu cuma ada air seperti sungai. Hanya saja aliran airnya ini tenang. Jadi aman dan anak kecil pun bisa melakukannya.





Sesuai petunjuk dari bapak-bapak pemandunya, Goa Pindul ini panjangnya 350 meter. Lebarnya kurang lebih 5 meter. Dengan ketinggian dari permukaan air ke atap goa setinggi 4 meter. Dan kedalaman air antara 1-12 meter. Kebayang gak seremnya? :D

Awalnya memang agak menakutkan yaa. Secara aku ini gak bisa berenang. Dan berada di atas air dengan kedalaman sampai 12 meter itu cukup bikin nyali ciut. Tapi karena banyak temennya, memberanikan diri aja deh. Karena sepertinya menyenangkan. Toh pakai pelampung juga yang katanya bisa menahan berat sampai 100kg.

Goa Pindul ini terbagi menjadi 3 zona. Zona terang, zona remang dan zona gelap abadi. Untuk menyusuri goa sepanjang 350 meter ini kurang lebih memakan waktu 45 menit. Lama yaa? Tapi gak akan berasa lamanya kok. Walaupun gelap-gelapan juga gak akan menakutkan. Coba aja deh kalau gak percaya. :D

Dan sampailah di destinasi wisata di Bali yang terakhir di liburan akhir tahun yang lalu. Setelah dari Bedugul, kami turun gunung. :D Yaa karena jalannya menurun. Perjalanan yang cukup panjang juga, kusempatkan tidur siang sejenak. Sedangkan Bli Ketut sedang asik menceritakan tentang Leak.

Perjalanan kali ini menuju lokasi sebuah Pura yang sangat terkenal, yaitu Pura Tanah Lot. Di sini juga merupakan destinasi wisata di Bali yang sangat ramai pengunjung. Terlihat dari banyaknya kendaraan yang diparkir, dan juga pastinya dari penuhnya jalanan menuju ke Pura.

Sebelum memasuki kawasan Pura, banyak toko yang berjajar-jajar. Tapi untuk harga lumayan mahal. Sempat menanyakan harga 'udeng' khas Bali yang berwarna putih, titipan mas kesayangan. Rata-rata penjual di sana menawarkan harga Rp 50.000. Padahal sebelumnya sempat tanya saat di Bedugul harganya RP 20.000.



Setelah melewati para penjual-penjual, akhirnya tiba di gapura Pura Tanah Lot. Penuh, banyak orang. Untuk foto saja susah dapat view yang bagus. Setelah berfoto sebentar dengan latar belakang Pura Tanah Lot, aku, adik dan ibu turun ke bawah. Kebetulan air laut agak surut. Tapi yaa masih serem juga karena kadang ombak lumayan besar.
Kemudian kami pindah ke lokasi ke sebelah barat. Lokasinya seperti taman yang cukup luas dengan rumput yang hijau. Enak buat duduk-duduk santai menikmati sunset di Tanah Lot yang katanya indah banget. Sayang saat itu tidak bisa menikmati sunset di Tanah Lot karena sudah kelelahan semua. Akhirnya kembali ke bus, dan kamipun beranjak meninggalkan Pulau Bali.




Semoga next time bisa kembali ke Bali lagi, mengunjungi destinasi wisata di Bali lainnya. :)

Aku yang gak pernah bawa bekal ke kantor untuk makan siang, suka bingung kalau pas lagi laper di siang hari. Bingung mau makan apa. Haha. Walaupun sekitar lokasi kantorku banyak jual makanan, cuma males aja kalau harus jauh-jauh untuk beli makan. Paling andalannya yaa beli siomay di seberang jalan. Pernah cobain Soto Banjar di seberang kantor juga, ogah balik lagi deh karna mas pramusaji-nya yang hanya satu orang tuh genit banget. Selain siomay, yang sering kubeli untuk makan siang yaa bakso dan mie ayam yang lewat depan kantor.

Kalau Warung Cak Pi'i ini yang berlokasi di Ruko Soekarno Hatta Permai No 11 ini deket banget sama kantor. Gak pakai nyeberang jalan. Kalau jamnya makan siang lumayan ramai sama pengunjung yang bermobil maupun kendaraan roda dua. Aku baru dua kali sih kuliner di sini. Karena untuk harga juga lumayan lah yaa. Kalau tiap hari bisa tekor. :D

Warung Cak Pi'i yang warna bangunannya khas banget dengan warna hijau dan kuning ini menyajikan berbagai macam menu nasi lalapan dengan lauk yang digoreng kremes. Mulai dari Ayam Goreng Kremes, Ikan Goreng Kremes, Jamur Goreng Kremes, Belut Goreng Kremes, dll.



Yang sudah pernah kucoba di sini adalah Nasi Lalapan Ayam Goreng Kremes dan Nasi Lalapan Jamur Goreng Kremes. Untuk penyajiannya dengan seporsi nasi, sepotong terung rebus, sepotong mentimun, daun kemangi dan yang pasti ada sambal. Untuk rasa, yaa seperti lauk yang digoreng pada umumnya. Masih dalam taraf enak kok. :D Kremesnya ini kremessss banget. Kriuk kriuk banget dah. Pas banget kalau dicampur sama nasi anget. Cuma bagi yang suka pedes, sambal di sini kurang begitu nendang.

Kalau buatku, porsi nasinya pas. Jadi gak kenyang-kenyang banget. Malah nasi udah abis duluan daripada lauknya :D. Harganya untuk seporsi Nasi Lalapan Ayam Goreng Kremes 16k, Nasi Lalapan Jamur Goreng Kremes 14k dan segelas es jeruk 7k. Hmm, harga yang lumayan mahal menurutku untuk segelas es jeruk. :D

Jangan kuliner sendirian di sini, gak enak banget. Karena rata-rata yang ke sini minimal berdua, atau kalau gak yaa rame-rame. Yaa, tempat kuliner di Malang yang satu ini cocok deh kalau buat makan bareng sama keluarga atau sama temen. Sekian sekilas info kuliner Malang Raya yang bisa aku bagikan saat ini. Selamat berkuliner :)

Setelah dari Joger, kami menuju ke destinasi wisata di Bali berikutnya yaitu Bedugul. Masih melewati jalan yang menanjak dan berkelok-kelok. Sejenak kami singgah di sebuah restoran untuk makan siang siang terakhir kalinya di Bali. :D

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan kembali. Tidak jauh dari restoran, kami sampai di kawasan Bedugul. Kawasan ini yang paling favorit buatku. Hawanya adem, sejuk, enak banget. Kami dibawa menuju Danau Bratan. Kami disuguhi pemandangan yang subhanallah luar biasa indah.



Di Danau Bratan ini kita bisa coba naik speedboat berkeliling danau. Aku coba nih bareng adik-adikku. Tanpa peralatan keamanan apapun, semacam pelampung gitu gak ada sama sekali. Kirain rasanya seperti naik kapal saat menyeberang ke Pulau Sempu aja. Ternyata beda banget. Menegangkan. Mana Bapaknya pakai adegan atraksi di atas boat.

Akhirnya ini adalah hari terakhir wisata di Bali. Bangun pagi terakhir di Bali. Sarapan terakhir di Bali. Mandi di kamar mandi Abian Srama Hotel yang segede kamarku untuk terakhir kalinya. :D
Pagi itu sudah tinggal santai-santai. Karena packing barang bawaan sudah diselesaikan malam hari sebelumnya. Setelah sarapan, foto-foto terakhir di depan hotel.



Setelah itu perjalanan terakhir kami di Bali dimulai. Kali ini perjalanannya cukup panjang. Setelah keluar dari kawasan kota, melewati desa-desa, melewati jalan yang tidak begitu ramai dan menanjak, cukup lama sampai akhirnya tiba di JOGER. Pipis lagi deh. :D

Joger ini letaknya gak ditengah kota yang ramai. Tapi sembunyi di pegunungan. Tempatnya juga gak begitu luas. Udah gak luas, ramai pengunjung juga. Jadinya penuh banget. Bikin males. Jadi cuma masuk bentar, numpang pipis (dalam arti sebenarnya :D) di kamar mandinya, liat-liat, abis itu keluar lagi nyari tempat duduk di luar outletnya. :D

Sudah panas, capek, males, biar Ibukku aja yang narsis di depan Joger. :D

Pantai Kuta adalah destinasi wisata di Bali yang sudah sangat terkenal bahkan sampai mancanegara. Jika kita ke sana menggunakan kendaraan bus, maka kita harus berhenti dahulu di Kuta Central Park. Semacam tempat parkir yang cukup luas. Dari Kuta Central Park, kita bisa naik kendaraan khusus yang akan mengantar kita ke Pantai Kuta. Entah apa yaa namanya, lupa. :D Kendaraan yang membawa kami menuju Pantai Kuta ini seperti angkot hanya bedanya tanpa kaca jendela. Jadi kita bisa leluasa melihat keluar.

Kuta ini merupakan kawasan yang sangat padat. Yaa padat bangunannya, padat kendaraan di jalanannya, padat pejalan kakinya, padat banget lah pokoknya. Sehingga kendaraan gak bisa berjalan terlalu cepat. Dari dalam kendaraan kita bisa lihat cafe-cafe yang berjajar di pinggir jalan, distro-distro, para turis-turis yang sedang berjalan kaki.

Kita juga akan melewati Monumen Ground Zero di Legian. Itu lhoo, monumen yang dibuat untuk mengenang para korban Bom Bali I yang terjadi di pusat kehidupan malam di Bali ini. Kebayang yaa, padatnya kawasan ini seperti apa. Dan saat tragedi tersebut terjadi pastilah memakan banyak korban.

Gak berapa lama akhirnya sampailah kita di Pantai Kuta. Wuiiih, rame banget. Mungkin ini destinasi wisata di Bali yang paling banyak bule nya. Kanan kiri depan belakang, bule di mana-mana. :D Sebenernya kalau dibandingin sama pantai di Malang kaya' Pantai Kondang Merak sih masih bagusan Kondang Merak. Tapi di sini kan terkenal karena ombaknya yang pas banget buat surfing. Dan garis pantainya yang puanjang itu membuat Pantai Kuta ini terlihat luas. Bahkan berjalan sejauh apapun kaya' gak ada titik habisnya. :D


Sayangnya di Pantai Kuta ini gak bisa buat main-main air karena saat itu air laut lagi kotor banget. Banyak sampah. Terik banget itu sudah pasti. Gak ada aktifitas menarik di sini. Setelah foto-foto sebentar, foto-foto juga di depan HardRock Cafe, akhirnya kami kembali lagi ke Kuta Central Park untuk kembali ke Hotel. Kalau buat aku sih, nothing special in Kuta Beach, Bali.

Kali ini mau berbagi info kuliner di Malang lagi. Tapi yang ini adalah kuliner kaki lima. Tapi walaupun kaki lima, rasanya juga enak kok. Dan yang pasti harganya pas di kantong. Sesuai judul di atas, kuliner kali ini adalah jajanan Siomay.

Yang di daerah Blimbing, Soekarno Hatta dan sekitarnya, kalau pengen makan Siomay yang enak, cari aja di depan Ruko Soekarno Hatta Indah. Di pinggir jalan yang selalu ramai itu, ada satu gerobak yang menjual Siomay dan Batagor. Pinggir jalan persis, deketnya pos satpam.



Ini sekarang jadi jajanan Siomay favoritku. Karena memang ada di depan kantor tempat aku bekerja sih. Hehe. Kadang kalau waktunya makan siang, aku lebih pilih makan Siomay daripada makan nasi. Sama-sama mengenyangkan kok. Dan yang pasti kalori satu porsi Siomay ini gak sebanyak kalau makan nasi. :D

Untuk satu porsi Siomay harganya Rp 8.000 saja. Dapet satu piring penuh dengan isian kentang rebus, sayur kol rebus, tahu putih rebus, siomay rebus, pare rebus dan telor rebus. Disiram dengan saus kacang yang juga enak rasanya dan sedikit perasan jeruk nipis. Kemarin pernah beli tanpa isian pare rebus, harganya turun jadi RP 7.000 lho. :)



Kalau dulu biasanya saat pengen makan Siomay, harus jauh-jauh berangkat ke Pasar Besar Malang. Terus baru-baru ini ada yang jual di depan Pasar Bunul Malang dan juga di pinggir jalan Sulfat. Dan yang ini menambah list penjual Siomay yang aku ketahui.

Kata seorang teman yang tinggal di Jawa Barat, nemuin jajanan Siomay murah dengan porsi banyak ini cuma ada di Malang. Di tempat dia tinggal, dengan harga yang sama hanya dapat setengah porsi dari porsinya Siomay Malang. Pantaslah kalau kota Malang tercinta ini nanti jadi surganya kuliner murah. :)