Dan sampailah di destinasi wisata di Bali yang terakhir di liburan akhir tahun yang lalu. Setelah dari Bedugul, kami turun gunung. :D Yaa karena jalannya menurun. Perjalanan yang cukup panjang juga, kusempatkan tidur siang sejenak. Sedangkan Bli Ketut sedang asik menceritakan tentang Leak.

Perjalanan kali ini menuju lokasi sebuah Pura yang sangat terkenal, yaitu Pura Tanah Lot. Di sini juga merupakan destinasi wisata di Bali yang sangat ramai pengunjung. Terlihat dari banyaknya kendaraan yang diparkir, dan juga pastinya dari penuhnya jalanan menuju ke Pura.

Sebelum memasuki kawasan Pura, banyak toko yang berjajar-jajar. Tapi untuk harga lumayan mahal. Sempat menanyakan harga 'udeng' khas Bali yang berwarna putih, titipan mas kesayangan. Rata-rata penjual di sana menawarkan harga Rp 50.000. Padahal sebelumnya sempat tanya saat di Bedugul harganya RP 20.000.



Setelah melewati para penjual-penjual, akhirnya tiba di gapura Pura Tanah Lot. Penuh, banyak orang. Untuk foto saja susah dapat view yang bagus. Setelah berfoto sebentar dengan latar belakang Pura Tanah Lot, aku, adik dan ibu turun ke bawah. Kebetulan air laut agak surut. Tapi yaa masih serem juga karena kadang ombak lumayan besar.
Kemudian kami pindah ke lokasi ke sebelah barat. Lokasinya seperti taman yang cukup luas dengan rumput yang hijau. Enak buat duduk-duduk santai menikmati sunset di Tanah Lot yang katanya indah banget. Sayang saat itu tidak bisa menikmati sunset di Tanah Lot karena sudah kelelahan semua. Akhirnya kembali ke bus, dan kamipun beranjak meninggalkan Pulau Bali.




Semoga next time bisa kembali ke Bali lagi, mengunjungi destinasi wisata di Bali lainnya. :)

Setelah dari Joger, kami menuju ke destinasi wisata di Bali berikutnya yaitu Bedugul. Masih melewati jalan yang menanjak dan berkelok-kelok. Sejenak kami singgah di sebuah restoran untuk makan siang siang terakhir kalinya di Bali. :D

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan kembali. Tidak jauh dari restoran, kami sampai di kawasan Bedugul. Kawasan ini yang paling favorit buatku. Hawanya adem, sejuk, enak banget. Kami dibawa menuju Danau Bratan. Kami disuguhi pemandangan yang subhanallah luar biasa indah.



Di Danau Bratan ini kita bisa coba naik speedboat berkeliling danau. Aku coba nih bareng adik-adikku. Tanpa peralatan keamanan apapun, semacam pelampung gitu gak ada sama sekali. Kirain rasanya seperti naik kapal saat menyeberang ke Pulau Sempu aja. Ternyata beda banget. Menegangkan. Mana Bapaknya pakai adegan atraksi di atas boat.

Akhirnya ini adalah hari terakhir wisata di Bali. Bangun pagi terakhir di Bali. Sarapan terakhir di Bali. Mandi di kamar mandi Abian Srama Hotel yang segede kamarku untuk terakhir kalinya. :D
Pagi itu sudah tinggal santai-santai. Karena packing barang bawaan sudah diselesaikan malam hari sebelumnya. Setelah sarapan, foto-foto terakhir di depan hotel.



Setelah itu perjalanan terakhir kami di Bali dimulai. Kali ini perjalanannya cukup panjang. Setelah keluar dari kawasan kota, melewati desa-desa, melewati jalan yang tidak begitu ramai dan menanjak, cukup lama sampai akhirnya tiba di JOGER. Pipis lagi deh. :D

Joger ini letaknya gak ditengah kota yang ramai. Tapi sembunyi di pegunungan. Tempatnya juga gak begitu luas. Udah gak luas, ramai pengunjung juga. Jadinya penuh banget. Bikin males. Jadi cuma masuk bentar, numpang pipis (dalam arti sebenarnya :D) di kamar mandinya, liat-liat, abis itu keluar lagi nyari tempat duduk di luar outletnya. :D

Sudah panas, capek, males, biar Ibukku aja yang narsis di depan Joger. :D

Pantai Kuta adalah destinasi wisata di Bali yang sudah sangat terkenal bahkan sampai mancanegara. Jika kita ke sana menggunakan kendaraan bus, maka kita harus berhenti dahulu di Kuta Central Park. Semacam tempat parkir yang cukup luas. Dari Kuta Central Park, kita bisa naik kendaraan khusus yang akan mengantar kita ke Pantai Kuta. Entah apa yaa namanya, lupa. :D Kendaraan yang membawa kami menuju Pantai Kuta ini seperti angkot hanya bedanya tanpa kaca jendela. Jadi kita bisa leluasa melihat keluar.

Kuta ini merupakan kawasan yang sangat padat. Yaa padat bangunannya, padat kendaraan di jalanannya, padat pejalan kakinya, padat banget lah pokoknya. Sehingga kendaraan gak bisa berjalan terlalu cepat. Dari dalam kendaraan kita bisa lihat cafe-cafe yang berjajar di pinggir jalan, distro-distro, para turis-turis yang sedang berjalan kaki.

Kita juga akan melewati Monumen Ground Zero di Legian. Itu lhoo, monumen yang dibuat untuk mengenang para korban Bom Bali I yang terjadi di pusat kehidupan malam di Bali ini. Kebayang yaa, padatnya kawasan ini seperti apa. Dan saat tragedi tersebut terjadi pastilah memakan banyak korban.

Gak berapa lama akhirnya sampailah kita di Pantai Kuta. Wuiiih, rame banget. Mungkin ini destinasi wisata di Bali yang paling banyak bule nya. Kanan kiri depan belakang, bule di mana-mana. :D Sebenernya kalau dibandingin sama pantai di Malang kaya' Pantai Kondang Merak sih masih bagusan Kondang Merak. Tapi di sini kan terkenal karena ombaknya yang pas banget buat surfing. Dan garis pantainya yang puanjang itu membuat Pantai Kuta ini terlihat luas. Bahkan berjalan sejauh apapun kaya' gak ada titik habisnya. :D


Sayangnya di Pantai Kuta ini gak bisa buat main-main air karena saat itu air laut lagi kotor banget. Banyak sampah. Terik banget itu sudah pasti. Gak ada aktifitas menarik di sini. Setelah foto-foto sebentar, foto-foto juga di depan HardRock Cafe, akhirnya kami kembali lagi ke Kuta Central Park untuk kembali ke Hotel. Kalau buat aku sih, nothing special in Kuta Beach, Bali.

Setelah selesai makan siang di Tanjung Benoa, berikutnya Bli Ketut mengajak kami 'pipis' lagi di salah satu pusat oleh-oleh di Bali yaitu Karang Kurnia. Karang Kurnia terletak di kota Denpasar. Siang itu lokasi di Karang Kurnia tampak sepi. Memang tempatnya gak seluas dan seramai di Krisna. Tapi kalau urusan harga, lebih murah lho daripada Krisna.


Walaupun barang yang dijual gak sebanyak di Krisna, tapi di sini berbagai macam barang ada. Mulai dari baju, aksesoris, makanan, sandal, dll. Sebelum berangkat, tanteku nitip minta dibeliin baju semacam daster dengan gambar khas Bali, tapi yang jenis kainnya beda dari daster biasa. Kemarin cari di Krisna gak ada, eh ternyata di Karang Kurnia ini ada.

Enaknya di Karang Kurnia ini gak padat dan ramai. Jadi bisa pilih-pilih baju dengan nyaman. Berhubung harganya murah-murah, mulailah aku dan ibuk berburu baju. Yang wajib dibeli sih baju barong khas Bali. Dan baju-baju yang gambarnya Bali banget, kan memang lagi di Bali. :D

Puas 'pipis'-nya di pusat oleh-oleh di Bali - Karang Kurnia, kami lanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata di Bali berikutnya yaitu Pantai Kuta.

Pagi ke dua di Pulau Dewata...

Badan lumayan seger setelah bisa tidur dengan cukup. Bangun pagi, mandi, setelah itu sarapan dengan menu yang sudah disiapkan di hotel. Menunya gak jauh beda sama di Jawa. Cuma kadang ada satu dua lauk yang khas Bali banget. Seperti sate lilit.

Saat keluar dari hotel untuk menuju destinasi wisata di Bali berikutnya, ada mbak-mbak dengan pakaian dan dandanan khas gadis Bali di depan hotel. Foto-foto deh kita. Yaa walaupun mbaknya bukan artis, gpp lah yaa. Kapan lagi foto sama gadis Bali dengan dandanan yang lengkap. Biar ketauan juga kalau memang ada di Bali :D


Setelah semuanya selesai berfoto, kami pun naik ke bus. Perjalanan wisata ke Bali dilanjutkan lagi masih bersama Bli Ketut. Kali ini kami akan menuju Tanjung Benoa yang terkenal dengan watersport nya. Di perjalanan kami melewati tol di atas laut yang cukup panjang, tol Bali Mandara. Pemandangannya dari atas jalan tol ini oke punya. Lumayan lah yaa, perjalanan jadi lebih singkat dengan adanya tol di atas laut ini. Kalaupun Presiden saat ini, Bapak Jokowi, jadi merealisasikan tol laut yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia, kita bisa travelling ke luar pulau dengan biaya yang gak terlalu banyak. Tapi entah berapa tahun lagi yaa :D





Kembali ke destinasi wisata di Bali hari kedua ini. Kurang lebih perjalanan dari kawasan Sanur menuju Tanjung Benoa Watersport memakan waktu 1,5 jam. Enaknya pantai-pantai di Bali ini gak perlu melewati pelosok-pelosok atau hutan-hutan seperti di Malang. Pantainya ada di pinggiran jalan raya, berada di keramaian.

Mataharinya lagi terik banget. Apalagi di pantai, jadi makin berasa teriknya. Pantainya gak terlalu luas. Yaa mungkin di sini aktifitas utamanya adalah watersport. Sebagian rombongan ada yang menyeberang ke Pulau Penyu, yaitu pulau penangkaran penyu. Untuk menyeberang kita dikenai tarif Rp 50.000/orang. Sebenernya pengen sih cobain banana boat, cuma adik dan sodara-sodaraku gak ada yang berani. :( Jadilah kami cuma foto-foto aja di sini.




Kalau foto-foto di bawah ini edisi loncat tapi jadinya macem-macem, ada yang jadinya ky lagi kungfu :D






Dan inilah yang paling berhasil setelah sekian kali percobaan :D



Setelah rombongan dari Pulau Penyu kembali, kami lanjutkan dengan makan siang masih di kawasan Tanjung Benoa. Menu makan siang kali ini adalah sayur asem, sambel teri, sate lilit dan pepes udang. Lagi-lagi menunya biasa aja kan. Tapi yang membuat luar biasa adalah makannya di pinggir pantai, di Tanjung Benoa Bali. :D

Di hari pertama wisata di Bali, kami sudah diajak menuju ke pusat oleh-oleh di Bali yang katanya terbesar dan terkenal, yaitu Krisna. Dari Kintamani perjalanan kurang lebih 2 jam. Kalau Bli Ketut bilangnya kita bisa 'pipis' di Krisna. 'Pipis' maksudnya adalah buang uang. :D

Memasuki area parkir Krisna yang berada di kawasan Kuta ini sudah ramai banget. Entah berapa banyak bus yang parkir. Yang pasti sih Pak Supir kami sampai bingung mau parkir di mana. Tapi saat memasuki toko, beruntungnya gak penuh seperti yang aku bayangkan. Karena memang tokonya sangat luas.

Oleh-oleh khas Bali apa yaa? Setauku kalau ada yang ke Bali pasti minta oleh-olehnya baju Barong Bali, atau bed cover, kain Bali, dll. Kalau makanan mungkin brem, kacang, pie susu, dll. Kalau Ibuku sih lebih seneng belanja baju buat oleh-oleh. Katanya kalau makanan di Malang juga ada. Bed cover juga bisa beli di Malang. Tapi berhubung masih hari pertama perjalanan wisata ke Bali, kita gak belanja banyak di Krisna.

Setelah capek muter-muter di dalam toko Krisna, kamipun keluar. Di luar toko banyak yang jualan cilok dan bakso. Mau beli tapi sempet mikir-mikir, takutnya bukan daging sapi. Walaupun ada tulisannya sih bakso Malang. Ternyata ada bapak penjual bakso yang juga dari Jawa. Barulah kami yakin untuk makan bakso dan ciloknya. :D

Jam 6 sore WITA masih terang banget. Dari pusat oleh-oleh di Bali - Krisna, kami beranjak untuk kembali ke hotel tempat kami menginap. Waktunya istirahat karena kurang tidur. Mempersiapkan badan untuk wisata di Bali hari kedua. Sebelum tidur telepon Bapak dulu yang lagi di rumah sendirian karena istri dan anak-anaknya lagi di Bali. :)

Destinasi wisata di Bali yang kami kunjungi di Hari pertama perjalanan wisata ke Bali adalah Pura Tirta Empul. Bersama guide local yaitu Bli Ketut, kami menyusuri jalan-jalan di Bali dan menuju ke daerah Gianyar. Bali panas kala itu. Matahari cukup terik. Padahal di bulan Desember kan musim penghujan. Berarti rejekinya kami dikasih cuaca yang bersahabat saat jalan-jalan. :)

Sepanjang perjalanan, Bli Ketut banyak menceritakan tentang Bali. Sebenernya tertarik banget untuk mendengarkan ceritanya. Tapi karena gak kuat menahan kantuk, aku lebih pilih untuk tidur. Perjalanan juga cukup panjang, yaitu kurang lebih 2 jam. Cuma sesekali aku terbangun, melihat keluar jendela. Rata-rata aktifitas penduduk Bali di pagi hari adalah sama, yaitu berdoa dan memberikan persembahan di pura kecil yang ada di depan bangunan masing-masing.

Mendekati kawasan Pura Tirta Empul, Bli Ketut menyampaikan peraturan sebelum kami turun. Jika ada pengunjung wanita yang sedang datang bulan, dilarang masuk ke kawasan pura. Yaa, karena tempat ini merupakan tempat suci bagi umat Hindu. Apabila dilanggar, mitosnya sih bisa membawa keburukan bagi yang melanggar. Selain itu kita juga harus menggunakan kain seperti jarik jika menggunakan celana pendek, dan menggunakan kain yang diikatkan pada pinggang jika sudah menggunakan celana panjang. Kain ini sudah disediakan sebelum masuk ke wilayah pura. Kita bisa pinjam secara gratis, hanya kita bisa memberi sumbangan sukarela.






Memasuki Pura Tirta Empul, ada halaman yang cukup luas. Di dekatnya ada juga seperti panggung yang katanya biasa digunakan untuk pertunjukan. Sedikit masuk ke dalam, ada kolam air suci yang airnya berasal dari mata air. Ada beberapa pancuran yang masing-masing memiliki arti. Saat itu, sedang ada yang mandi di kolam tersebut. Dari pancuran yang pertama, berpindah lagi ke pancuran berikutnya. Begitu seterusnya hingga pancuran terakhir.



Di sisi yang lainnya, ada sebuah kolam berisi ikan. Di sekitar kolam ada tulisan bahwa dilarang melemparkan uang koin ke dalam kolam, tapi toh setelah dilihat banyak uang koin di dalamnya. Haha. Dasar penduduk Indonesia. Kalau dilarang malah seperti disuruh. Aku kurang banyak informasi mengenai Pura Tirta Empul ini. Karena kami keliling sendiri, sedangkan Bli Ketut lebih milih duduk dan 'ngadem' di area panggung.




Kemudian di sebelah kiri kawasan Pura ini ada sebuah bukit, yang diatasnya ada sebuah bangunan yang seperti penjelasan Bli Ketut ini adalah Istana Presiden. Tempat ini dibangun untuk kunjungan Presiden Soekarno di tahun 1954 (sumber:wikipedia)

Tangga ini menuju Istana Presiden yang ada di atas, and she's my mom :D

Setelah cukup berkeliling dan foto-foto di Pura ini, kami keluar lokasi. Di jalan keluar kita akan diarahkan menuju ke tempat yang hampir mirip pasar. Hanya saja ini pasarnya oleh-oleh dan gak cukup besar juga. Kemudian kami bersiap meninggalkan Kawasan Pura Tirta Empul untuk menuju destinasi wisata di Bali lainnya.

Perjalanan wisata ke Bali akhir tahun 2013 yang lalu jadi awal terbentuknya keinginanku untuk bisa jalan-jalan keliling Indonesia. Dan jadi awal juga untuk aktif blogging. Sebenarnya aku sudah aktif blogging sejak beberapa bulan yang lalu. Hanya saja di blog yang lain. Pindah lagi ke blog ini karena ingin kegiatan blogging-nya bisa menghasilkan gitu. :)

Bali. Aku merindukan pulau itu. Entah yaa, rasanya enak aja gitu menghabiskan akhir tahun di Bali kala itu. Mungkin karena di sana cuma jalan-jalan. Haha. Jelas lah, semua orang juga seneng kalau cuma jalan-jalan tiap hari. Tapi memang ada sesuatu yang menarik dari Pulau Dewata ini. Keseharian penduduknya, kebudayaannya, sejarahnya, mitosnya, berbagai macam hal yang menarik lainnya.

Perjalanan wisata ke Bali dari kota Malang membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam. 10 jam ini belum menuju ke pusat kotanya yaa, hanya sampai pelabuhan Gilimanuk. Waktu itu aku bersama rombongan berangkat dari kota Malang jam 2 siang menggunakan bus. Karena jembatan di Situbondo sedang diperbaiki, jadilah kami lewat Jember, yang katanya perjalananya jadi sedikit jauh. Kemudian mengantri di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, jam setengah 1 malam kami sudah berada di atas kapal Ferry untuk memulai penyeberangan.

Ini kali pertama aku naik kapal Ferry. Rasanya?? Agak pusing. Tapi gak sampai mabuk laut. Karena saat itu malam hari, gelap, jadi aku gak bisa lihat pemandangan di luar sana. Yang aku tau cuma lampu-lampu di pinggiran pulau kadang posisinya miring kanan, miring kiri. :D

Waktu menyeberang dari pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk kurang lebih 45 menit. Di atas kapal ini kita bisa minum kopi atau makan mie instan. Jelas harganya jauh lebih mahal dari Kota Malang. Untuk segelas kopi saja harganya Rp 6.000. Kalau di alun-alun Malang mungkin harganya Rp 2.500. Selain itu kita juga bisa mengisi baterai handphone ke salah satu jasa yang menyediakan listrik. Pasti bayar yaa. :D Mau beli kaset dvd, topi, aksesoris, dll juga bisa. Banyak pedagang di atas kapal ini. Yang kurang nyaman di atas kapal Ferry ini adalah kamar mandinya. Pastilah kalau kamar mandi umum aromanya sangat tidak sedap.

Setelah turun dari kapal Ferry, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan Sanur yang kurang lebih memakan waktu 2 jam. Sudah kurang tidur, habis digoyang di atas kapal Ferry, kali ini melewati jalan yang berkelok-kelok. Akibatnya kepala sedikit terasa sakit. Kurang lebih jam setengah 4 pagi kami sampai di hotel tempat kami menginap, yaitu Abian Srama Hotel & Spa. Setelah check in, beres-beres barang bawaan, pinginnya sih tidur. Tapi gak bisa lama karena pagi jam 7 sudah harus siap lagi untuk memulai perjalanan wisata ke Bali.